Mengajar dengan Hati Jangan Baperan

Selasa, 30 November 2021 23:23 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
belajar farmakologi
Iklan

"Melakukan hal terbaik setiap harinya menumbuhkan kebijakan di dalam hati."

Saat ini mulai di gemakan mari kita mengajar dengan hati, karena dengan hati maka akan memulihkan Pendidikan. Mengajar dengan hati memang merupakan suatu terobosan yang bagus dimana saat ini Pendidikan membutuhkan suatu perombakan besar akibat adanya pandemic, di masa ini karakter siswa  mulai terkikis karena masuknya gadget. Anak – anak lebih suka untuk bermain gadget daripada membuka buku pelajaran ataupun materi yang sampaikan lewat platform tertentu. Mereka lebih senang melihat drama korea ataupun youtube daripada mengikuti virtual meeting dengan gurunya. Materi di game lebih menantang daripada materi yang disampaikan oleh gurunya, oleh karena itu mengajar dengan hati mampu untuk dijadikan metode yang tepat dalam pendekatan dengan anak – anak tersebut.

Mengajar dengan hati tidak segampang diucapkan. Perlu hati yang cukup besar dan ikhlas untuk bisa mempraktekkan dalam kehidupan nyata. Masih banyak terdapat guru yang “Baperan “ dalam menghadapi sikap dari siswa. Ada guru yang merasa tersinggung apabila ada siswa yang menjawab asal menjawab, dia merasa tidak dihargai padahal guru tersebut merasa bahwa saya sudah mengajar dengan hati. Akhirnya semua siswa menjadi korban dari kebaperan guru tersebut. Luar bisa memang menjadi guru dibutuhkan hati yang seluas samudera untuk bisa mengajar dengan hati karena karakteristik siswa yang beraneka ragam. Disitulah guru juga belajar dengan hati bukan hanya mengajar dengan hati. Mengajar dengan hati juga berhubungan dengan profesi guru dengan teman sejawat. Ada yang merasa tersaingi dalam proses mengajar tersebut, guru tersebut merasa sudah mengajar dengan hati lebih baik daripada teman sejawatnya akan tetapi mengapa siswa justru lebih bahagia apabila belajar bersama guru lain. Disinilah timbul kecemburuan yang berasal dari hati.  Hal tersebut dapat berpengaruh pada proses belajar mengajar guru tersebut, karena guru akan merasa tersakiti, tersaingi, gagal dan merasa tidak bersemangat akhirnya akan muncul hati guru yang terluka. Oleh karena itu sebelum mengajar dengan hati, hendaklah seorang guru melihat kembali apakah hatinya telah siap dan memliki hati yang sekuat batu karang, siap tempur untuk berbagai medan. Dengan hati yang siap dan sehat maka kita bisa mengajar dengan hati semaksimal mungkin walaupun kita masih manusia biasa yang masih punya rasa sakit hati tapi masih bisa obati oleh diri kita sendiri.

Mari semua guru di Indonesia, siapkan hati kita seluas samudera  untuk kita bisa mengajar dengan hati.  Baperan dan iri hati merupakan penyakit hati yang harus diobati terlebih dahulu sebelum mengajar dengan hati. Marilah kita saling instropeksi diri kita masing – masing sudah siapkah kita untuk mengajar dengan hati sebelum kita mulai kegiatan pembelajaran, karena dengan hati yang bersih, insyaallah maka kita akan dimudahkan dalam mengajar dengan hati. Amin.

foto murid

 

Bagikan Artikel Ini
img-content
Erlien Lusy Wijaya

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

img-content

Mengajar dengan Hati Jangan Baperan

Selasa, 30 November 2021 23:23 WIB
img-content

Hati-hati Mengajar dengan Hati

Selasa, 30 November 2021 23:22 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler